MAKALAH PERKANTORANjangan lupa komen bray...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tata ruang kantor atau biasa
disebut juga Layout adalah salah satu
penunjang sistem kerja yang harus diperhatikan dalam perkantoran. Di Indonesia,
banyak sekali terdapat perkantoran dengan skala produktivitas besar, menengah
dan kecil dengan sistem tata ruang yang sangat bervariasi, dimana masing-masing
sistem saling berhubungan dalam menunjang proses kerja.
Kondisi tata ruang kantor dapat
memberikan pengaruh terhadap hasil kerja karyawan disuatu perusahaan yang
nantinya akan memberikan dampak tersendiri pada perusahaan tersebut. Seperti
letak tata ruang yang kurang tepat dan suasana lingkungan perkantoran yang
kurang nyaman, ataupun prosedur kerja yang belum sesuai dengan kebutuhan
perusahaan itu sendiri, sehingga hal ini dapat membuat karyawan cepat lelah,
rasa malas dan suntuk serta kurangnya konsentrasi terhadap pekerjaan, mengulur
waktu, pemborosan biaya dalam penggunaan alat tulis kantor (ATK) serta rasa
bosan yang terus menerus. Hal ini dapat menjadi suatu permasalahan yang sulit
dihindari apabila perusahaan tidak segera mungkin merubah sistem dan
menjadikannya lebih baik lagi.
Tata ruang kantor yang baik dan
efisien tidak tercipta dengan sendirinya, melainkan hasil dari perencanan yang
tepat dari seseorang atau tim yang bertanggungjawab dalam merancang ruang
kantor dan mereka harus memahami dulu bahwa pemakaian ruang suatu kantor
merupakan proses yang berjalan terus dan berkelanjutan mengikuti beragam
kebutuhan dan tuntutan pekerjaan.
A.
RUMUSAN MASALAH
1.
Pengertian tata ruang kantor
2.
Tujuan
Pengaturan tata ruang
3.
Azas
pokok tata ruang
4.
Tahap-tahap Menentukan Tata
Ruang Agar Terstruktur
5.
Langkah-langkah Dalam
Menyusun Tata Ruang
6.
Macam-macam Tata Ruang
Kantor
7. Prinsip-prinsip
Tata Ruangan
8. Faktor-faktor
yang Harus Diperhatikan Dalam Penempatan Perabot
9.
Kondisi Lingkungan dan Fisik
Tata Ruang Perkantoran
10. Pengaruh Tata Ruang Kantor
terhadap kinerja
B.
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. Pengertian Tata Ruang Kantor
Ada
beberapa ahli yang mengutarakan pengertian Tata Ruang, diantaranya George R.
Terry yang menyatakan sebagai berikut : “
Office layout is the determination of space requirement and the detailed utilization
of this space in order to provide a practical arrangement of the physical
factors considered necessary for the execution of the office work within
reasonable cost “ (tata ruang kantor adalah penentuan mengenai
kebutuhan-kebutuhan ruang dan tentang penggunaannya secara terperinci dari
ruangan tersebut untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor
fisik yang dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang
layak). Dengan kata lain, arti tata
ruang kantor dapat juga dinyatakan sebagai pengaturan dan penyusunan seluruh
mesin kantor serta perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai
dapat bekerja dengan mudah, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak sehingga
tercapai efisiensi.
Istilah Tata Ruang Kantor sendiri berasal dari bahasa
Inggris, yaitu Office Layout atau sering disebut juga Layout saja. Tata Ruang
Kantor adalah pengaturan perabotan , mesin, dan sebagainya di dalam ruangan
yang tersedia. Ada beberapa ahli yang mendefenisikan Tata Ruang Kantor diantaranya
sebagai berikut:
“Lingkungan
fisik atau Tata Ruang Kantor adalah suatu yang berada di sekitar pekerja yang
meliputi cahaya, warna, udara, suara serta musik yang mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan “ (Moekijat 1995:135)
Sedangkan menurut The Liang Gie (2000:220) lingkungan
fisik merupakan segenap faktor fisik, yang bersama-sama merupakan suatu suasana
fisik yang melingkupi suatu tempat kerja.
Menurut George Terry yang disadur pula oleh The Liang Gie
menyatakan “Tata Ruang Kantor adalah penentuan mengenai kebutuhan-kebutuhan
dalam penggunaan ruang secara terperinci dari ruang ini untuk menyiapkan suatu
susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang dianggap perlu bagi
pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak” (1988:200)
Menurut Littlefield and Peterson menyatakan “Tata Ruang
Kantor dapat dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada
luas lantai yang tersedia”(1956:117)
Bahkan ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa lokasi fisik atau
Tata Ruang tempat orang bekerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas dan
sikap antara karyawan yang satu dan yang lainnya.
II.2. Tujuan Pengaturan Tata Ruang
Apabila
dirinci maka manfaat tata ruang kantor antara lain adalah:
1.
Mencegah penghamburan tenaga
dan waktu para pegawai karena prosedur kerja dapat dipersingkat.
2.
Menjamin kelancaran proses
pekerjaan yang bersangkutan.
3.
Memungkinkan pemakaian ruang
kerja secara efisien.
4.
Mencegah para pegawai di
bagian lain terganggu oleh publik yang akan menemui suatu bagian tertentu, atau
oleh suara bising lainnya.
5.
Menciptakan kenyamaan
bekerja bagi para pegawai.
6.
Memberikan kesan yang baik
terhadap para pengunjung.
7.
Mengusahakan adanya
keleluasaan bagi:
a.
Gerakan pegawai yang sedang
bekerja.
b.
Kemungkinan pemanfaatan
ruangan bagi keperluan lain pada waktu waktu tertentu.
c.
Kemungkinan perkembangan dan
perluasan kegiatan di kemudian hari. (Komarudin, 1985:163)
II.3. Azas
Pokok Tata Ruang
Dalam practical plan Layout ,
Richard Muther mengutarakan tentang azas-azas Pokok Tata Ruang adalah sebagai
berikut:
1.
Azas jarak terpendek, ialah
Memungkinkan proses penyelesaian suatu pekerjaan menempuh jarak
sependek-pendeknya. Dalam hal ini garis lurus antara 2 (dua) titik adalah jarak
yang terpendek.
2.
Azas rangkaian kerja, ialah
penempatan para pegawai dan alat-alat kantor menurut rangkaian yang sejalan
dengan urut-urutan penyelesaian pekerjaan.
3.
Azas penggunaan segenap
ruang, ialah apabila mungkin tidak ada ruang yang tidak terpakai, tidak hanya
yang berupa luas lantai, namun posisi vertikal ke atas maupun ke bawah.
4.
Azas perubahan susunan
tempat kerja:
Apabila
diperlukan ruangan dapat dirubah dan disusun lagi dengan mudah dan biaya yang
sedikit, misalnya tata ruang kantor terpaksa dirubah karena:
a.
Perubahan proses
kerja/prosedur kerja kantor.
b.
Penemuan teknologi baru dan
lain-lain.
c.
II.4. Tahap-tahap Menentukan Tata Ruang Agar
Terstruktur
Adapun tahap-tahap menentukan tata
ruang agar terstruktur, yaitu :
1.
Perhatikan rencana jalan
masuk, jendela dan kondisi yang tidak dapat dirubah.
2.
Buatlah rencana ruang kantor
yang menggunakan skala.
3.
Tentukan jumlah dan ukuran
dari semua perlengkapan dan perabotan dan sediakan model dari semua
perlengkapan.
4.
Bicaralah dengan atasan
(Kepala Seksi/First Line Manager) mengenai ruangan yang diperlukan untuk tiap
pegawai.
5.
Buatalah perencanaan dengan
prinsip-prinsip tata ruang.
6.
Perhatikan semua pegawai dan
pekerjaan, letaknya dan sarana penunjang. Ajukan pada pimpinan untuk mendapat
persetujuan.
II.5. Langkah-langkah Dalam Menyusun Tata Ruang
Sebelum dimulai membuat konsep
menyusun tata ruang, maka terlebih dahulu perlu diketahui langkah-langkah
menyusun tata ruang antara lain adalah; mengetahui hubungan satuan yang
melaksanakan kegiatan administrasi dengan satuan-satuan kerja lainnya.
Mengetahui sifat pekerjaan (rahasia
atau tidak rahasia) dan dengan segenap pekerjaan, tentukan urut-urutan
pekerjaan, serta ketahui jumlah pegawai yang terlibat:
1.
Satuan pekerjaan yang
melayani publik ditempatkan pada tempat yang mudah didatangi orang luar tanpa
mengganggu satuan kerja lainnya.
2.
Satuan-satuan yang satu sama
lain saling berhubungan erat, diupayakan untuk dikelompokkan pada satu tempat.
3.
Satuan yang mengerjakan
semua kegiatan administrasi, diupayakan ditempatkan di tengah-tengah (strategis).
4.
Satuan yang tugas pekerjaannya
menimbulkan suara gaduh, diletakkan jauh dari satuan kerja yang membutuhkan
ketenangan.
Membuat
gambar denah ruangan dengan memakai skala, cantumkan panjang dan lebar ruangan
yang bersangkutan, serta beri tanda, tempat pintu, jendela dan lain-lain.
Susunan
letak meja kursi pegawai dan perabot lainnya, gunakan kertas warna-warni dengan
ukuran tertentu, serta beri nomor kode masing-masing.
Menyusun
denah konsep tata ruang dengan memperhitungkan kemungkinan perubahan yang disebabkan
oleh:
1.
Penambahan atau pengurangan
pegawai.
2.
Penambahan/penggantian
perabot/alat kerja.
3.
Perubahan penyelasaian
prosedur kerja.
4.
Perubahan atau pengurangan
struktur organisasi.
5.
Penambahan atau pengurangan
atau perubahan pekerjaan.
II.6. Macam-macam Tata Ruang Kantor
Pada
dasarnya dikenal ada 4 macam tata ruang kantor, yaitu:
1.
Tata ruang kantor
bersekat/berkamar (Cubicle Type Offices)
Adalah tata ruangan untuk
bekerja yang dipisah dalam sekat-sekat kerja, seperti yang terlihat dalam
gambar dibawah ini.
Gambar.II.6.1.
Cubicle Type Offices
Keuntungan
tata ruang kantor berkamar adalah:
a.
Konsentrasi kerja lebih
terjamin.
b.
Pekerjaan yang bersifat
rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi.
c.
Untuk menambah kewibawaan,
status pejabat sehingga selalu terpelihara adanya kewibawaan pejabat atau
pimpinan.
d.
Untuk menjamin keberhasilan
kerja dan merasa ikut bertanggung jawab atas ruangan dan merasa ikut memiliki.
Kerugian
tata ruang kantor berkamar:
a.
Komunikasi langsung anatar
pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi
menjadi berkurang.
b.
Diperlukan biaya yang lebih
besar untuk biaya pemeliharaan ruangan, pengaturan penerangan dan biaya
peralatan lainnya.
c.
Pemakaian ruangan kurang
luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi.
d.
Mempersulit pengawasan.
e.
Memerlukan ruangan yang
luas.
2.
Tata Ruang Kantor Terbuka (Open Plan Offices)
Adalah ruangan besar untuk
bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama
diruangan tersebut tanpa dipisahkan oleh penyekat.
Gambar II.6.2. Open Plan
Offices
Keuntungan
tata ruang kantor terbuka:
1.
Mudah dalam pengawasan,
pengaturan cahaya, udara, pengaturan warna dan dekorasi.
Luwes
atau flexible apabila diperlukan perubahan ruangan dan tidak memerlukan biaya
tinggi. Kerugian tata ruang kantor terbuka:
a.
Mudah untuk mengadakan
hubungan langsung, pengawasan penyeragaman kerja dan pembagian peralatan kerja.
b.
Biaya lebih hemat atau murah
untuk pemeliharaan ruangan kerja, penggunaan kelengkapan ruangan dan peralatan,
penggunaan telepon dll.
c.
Kemungkinan timbul atau
terjadi kegaduhan atau kebisingan, rendah rasa privasi.
d.
Pegawai sulit untuk
melakukan pekerjaan dengan penuh konsentrasi.
e.
Batas kedudukan antara
pimpinan dan bawahan tidak nampak jelas.
f.
Pekerjaan yang bersifat
rahasia sulit dilakukan.
g.
Kemungkinan nampak adanya
tumpukan-tumpukan berkas atau kertas dan peralatan kerja lainnya, sehingga
mengakibatkan pemandangan yang kurang baik.
2.
Tata Ruang Kantor berhias
atau berpanorama/bertaman (lanscaped offices)
Adalah
ruangan untuk bekerja yang dihiasi oleh taman, dekorasi dan lainnya. Bentuk
ruangan kantor berhias ini mengusahakan agar lingkungan bener-benar merupakan
lingkungan yang nyaman, menyenangkan dan ekonomis dalam pemanfaatan ruangan.
Gambar II.6.3.
Lanscaped Offices
Keuntungan
tata ruang kantor berhias atau berpanorama:
a.
Para pegawai akan merasa
nyaman dan betah bekerja.
b.
Ketegangan syaraf dapat
berkurang atau dihindarkan.
c.
Kebisingan dan kegaduhan
dapat berkurang atau dihindarkan.
d.
Produktifitas kerja dapat meningkat,
pekerjaan dilaksanakan dengan efisien sehingga tujuan organisasi dapat mudah
dicapai.
Kerugian
tata ruang kantor berhias/berpanorama:
a.
Biaya cukup tinggi untuk
mengadakan taman dan dekorasi lainnya.
b.
Biaya pemeliharaan tinggi.
c.
Memerlukan tenaga ahli yang
tidak mudah dan tidak murah.
d.
Tata Ruang Kantor yang
merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata
e.
ruang terbuka dan tata ruang berhias.
Karena
ketiga bentuk tata ruang mempunyai kerugian, maka untuk mencegah atau
mengurangi kerugian yang ada diciptakan tata ruang kantor gabungan.
4.
Tata Ruang kantor yang
merupakan gabungan antara bentuk tata ruang kantor berkamar, tata ruang kantor
terbuka dan tata ruang kantor berhias.
II.7. Prinsip-prinsip Tata Ruangan
Ada beberapa prinsip tata
ruangan, yaitu :
1.
Aliran pekerjaan yang
sederhana yang membatasi mobilitas pegawai dan menghemat kertas seminimum
mungkin.
2.
Ruang lantai harus bebas
dari rintangan.
3.
Meja dapat dengan mudah
dilihat oleh pimpinan.
4.
Perlengkapan kerja berada di
dekat penggunanya.
5.
Jumlah jalan atau koridor
yang memadai dan luasnya juga memadai.
6.
Pastikan semua meja
mendapatkan penerangan yang cukup.
7.
Mesin bersuara gaduh harus dipisahkan dari ruangan.
8.
Tata ruang harus
menyenangkan.
II.8. Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan
Dalam Penempatan Perabot
Dalam
penempatan perabot kantor dalam ruangan kantor, ada lima faktor yang harus
diperhatikan :
1.
Harus menghemat ruang
lantai.
2.
Harus fungsional hubungan
dengan pekerjaan.
3.
Tinggi meja dan kursi harus
sesuai dengan pemakaiannya (ergonomic).
4.
Perabot harus mudah untuk
dipindah-pindahkan.
5.
Biaya yang dikeluarkan harus
relatif hemat.
II.9. Kondisi Lingkungan dan Fisik Tata Ruang Perkantoran
Menurut Steward and Stewart
(1983: 53), Kondisi kerja adalah Kondisin kerja sebagai serangkaian kondisi
atau lingkungan kerja dari suatu perusahaan yang menjadi tempat bekerja dari
karyawan yang bekerja didalam lingkungan tersebut. Yang dimaksud disini adalah
kondisi kerja yang baik, yaitu nyaman dan mendukung pekerjaan untuk dapat menjalankan
aktivitasnya dengan baik. Meliputi segala sesuatu yang ada dilingkungan
karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja, serta keselamatan dan keamanan kerja,
temperatur,kelembapan, ventilasi, kebersihan dan lain-lain.
Jenis kondisi kerja :
1.
Kondisi fisik dari
lingkungan kerja
Menurut Handoko (1995:84),
lingkungan fisik kerja adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat
kerja yang meliputi temperatur, kelembapan udara, sirkulasi udara, pencahayaan,
kebisingan, getaran-getaran mekanis,warna dan lain-lain yang dalam hal ini
bepengaruh terhadap hasil kerja manusia tersebut.
Lingkungan
kerja karyawan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para karyawan
sehingga dapat melaksanakan tugas tanpa gangguan, termasuk dalam hal lingkungan
fisik dalam tata ruang perkantoran.
Yang
termasuk lingkungan fisik dalam tata ruang perkantoran antara lain :
a.
Tata
Warna
Warna adalah salah satu elemen dalam
lingkungan perkantoran yang mempunyai
dampak penting bagi karyawan yaitu dampak psikologisnya baik positif atau negatif pada produktivitas, kelelahan,
moral, tingkah laku dan ketenangan.
Faktor pemilihan warna, yaitu :
·
Kombinasi warna
·
Efek cahaya pada warna
·
Nilai pemantulan warna
·
Dampak dari warna
Prinsip dalam pemilihan warna perlu
memperhatikan :
·
Penutup lantai, contoh
karpet
·
Penutup dinding
·
Warna furnitur
Dibawah ini
terdapat daftar beberapa warna yang dapat merangsang dan mempengaruhi perasaan manusia :
Warna
|
Sifat
|
Pengaruh
|
Untuk
Ruangan
|
1. Merah
|
Dinamis,
merangsang dan panas
|
Menimbulkan
semangat kerja
|
Pekerjaan
sepintas lalu (singkat)
|
2.
Kuning
|
Keanggunan,
bebas dan hangat
|
Menimbulkan
rasaa gembira
|
Gang-gang,
jalan dan lorong
|
3.
Biru
|
Tenang, tentram dan sejuk
|
Mengurangi tekanan atau tegangan
|
Berpikir dan konsentrasi
|
b. Sistem pencahayaan
Menurut McShane menyatakan bahwa 80 – 85 %
informasi yang diterima karyawan di
kantor adalah mengguna indera penglihatan (mata), seperti membaca surat atau memeriksa nota
tagihan. Ada empat jenis pencahayaan
yang digunakan di kantor, yaitu :
·
Ambient lighting
Digunakan untuk memberikan
pencahayaan keseluruh ruangan
·
Task lighting
Digunakan untuk menerangi
area kerja seorang karyawan
·
Accent lighting
Digunakan untuk memberikan
cahaya pada area yang akan dituju
·
Natural lighting
Cahaya yang berasal dari
jendela, pintu kaca, dinding dan cahaya
langit, namun cahaya ini tidak selalu ada apabila langit dalam keadaan mendung atau gelap.
Ada empat jenis penerangan yang dapat
digunakan oleh perusahaan, yaitu :
·
Direct
Dengan mengarahkan cahaya
90-100% secara langsung ke area kerja.
·
Semidirect
Dengan pencahayaan 60-90%
cahaya diarahkan ke bawah dan sisanya
diarahkan ke atas, lalu dipantulkan kembali kebawah.
·
Indirect
Dengan pencahayaan 90-100%
cahaya pertama diarahkan ke atas, menyebar
dan memantul kebawah ke area kerja.
·
Semiindirect
Dengan pencahayaan 60-90% ke
atas kemudian dipantulkan kebawah
dan sisanya ke area kerja.
·
General diffuse
Dengan pencahayaan 40-60% ke
arah area kerja dan sisanya ke arah
bawah.
c.
Pengaturan Udara
Faktor
lingkungan kantor yang dapat mempengaruhi kondisi fisik
dan psikologia karyawan adalah kondisi udara didalam kantor. Beberapa faktor
udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi dan kebersihan udara.
d.
Kontrol Suara
Tingkat
kebisingan pada kantor merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola
tingkat kinerja karyawan yang diinginkan.
Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam mengontrol kebisingan pada ruang kantor, yaitu :
·
Konstruksi yang sesuai
·
Menggunakan material peredam
suara
·
Alat peredam suara
·
Masking
e.
Musik
Musik
menghasilkan beberapa keuntungan, diantaranya membantu meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan dengan menghilangkan rasa bosan dan monoton
dalam melakukan pekerjaan kantor.
Sebaiknya program pemutaran musik hanya diberikan dalam jangka waktu 10-15 menit setiap jam.
2.
Kondisi psikologis dari
lingkungan kerja
Menurut Newstroom (1996:494) yaitu
kondisi lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja yang meliputi perasaan yang
bersifat pribadi atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang
kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja.
II.10. Pengaruh
Tata Ruang Kantor terhadap kinerja
Lingkungan
kerja dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja merupakan suatu lingkungan dimana para karyawan tersebut
melaksanakan tugas dan kewajibannya sehari-hari (Agus Ahyari, 1986 : 128). Lingkungan kerja dapat berupa lingkungan
fisik maupun non fisik. Lingkungan Fisik perusahaan meliputi kedaaan
penerangan, keadaan sirkulasi udara dan Tata Ruang. Sedangkan lingkungan non
fisik meliputi suasana kerja, keamanan dan lain-lain. Dengan lingkungan kerja
yang baik dapat membuat karyawan merasa nyaman dan betah dalam bekerja,
sehingga mendorong karyawan bersemangat dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.
Begitu juga sebaliknya lingkungan kerja yang tidak layak dan tidak sesuai dapat
mengganggu karyawan dalam bekerja.
Tata ruang kantor juga termasuk didalam lingkungan kerja.
Tata ruang yang baik mendukung suatu metode untuk membenahi dan menyusun
alat-alat perkantoran dan perlengkapan didalam ruangan yang bertujuan untuk
memberikan sarana bagi karyawan. Tata ruang kantor merupakan suatu segi yang
paling dekat dengan pelaksanaan kerja karyawan sehari-hari. Dengan tata ruang
yang baik akan membantu mekanisme / arus pekerjaan berjalann lancar,
ketentraman, kesenangan dan kegairan kerja menjadi idaman setiap karyawan dan
idaman itu bisa diperoleh jika penyusunan tata ruang kantor itu baik (Didi
Wahyu sudirman, 1981 : 59).
Adanya lingkungan kerja yang nyaman, khususnya tata ruang
kantor yang baik akan memberikan dorongan kepada karyawan untuk bekerja
sungguh-sungguh sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan untuk lebih
berprestasi terhadap pencapaian tujuan.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kantor
yang baik bukan berarti harus mewah dan serba mahal akan tetapi juga perlu
memperhatikan dari beberapa sisi.
Beberapa sisi ini artinya perusahaan perlu melihat sisi Estetika (kesehatan)
seperti pencahayaan, warna dan sirkulasi udara. Sisi Etika (keselarasan)
seperti model ruangan, tata letak, audio visual dan lain-lain. Perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja karyawan
diantaranya yaitu faktor tata ruang kantor. Tata ruang yang baik sangat penting diperhatikan
oleh perusahaan karena mempunyai
pengaruh terhadap kinerja karyawan yang bekerja dalam perusahaan.Jurnal ilmiah
ini membahas tentang lingkungan fisik tata ruang kantor yang memberikan dampak
positif bagi peningkatan kinerja karyawan. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode observasi dan dokumentasi yang diharapkan dapat menghasilkan
jurnal ilmiah yang memberikan konsep tata ruang yang baik untuk meningkatkan
kinerja karyawan.
B.
SARAN – SARAN
1. Perusahaan
dalam menyusun tata ruang kantor harus memperhatikan jenis pekerjaan, jumlah
karyawan, arus kerja dan kebutuhan setiap karyawan karena semua merupakan suatu
kesatuan yang saling berhubungan dan berkelanjutan.
2. Kondisi
lingkungan kerja yang baik dapat memberikan pengaruh positif terhadap
psikologis karyawan sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerjanya dan
berprestasi dalam melakukan pekerjaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Kuliah Manajemen Perkantoran,
Akademi Sekretaris BSI
Moekijat.
1997. Administrasi Perkantoran, Bandung;
Mandar Maju.
Sudamaryati,
Dra. 1992. Dasar-dasar Pengetahuan
tentang Manajemen Perkantoran, Bandung
: Ilham Jaya.
The
Liang Gie.1981. Manajemen Perkantoran
Modern, Liberty, Yogyakarta.
Tjandra,
Sheddy N. dkk, 2008, Kesekretarisan Jilid
1 untuk SMK, Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
http://wwww.corner-desk.org
http://www.guardian.co.uk
http://www.ubm.ac.id/manajemen/images/doc/journal/jurnal-vivi.pdf